Kamis, 21 Juli 2011

Pasukan Komando Rahasia, Brandenburg

FIRST BRANDENBURGER - Brandenburg bertempur di banyak medan dengan misi mulai dari sabotase malam hari. Di Afrika Utara, mereka mejalankan tugas pengintaian jarak jauh.

Jika kita sekarang mengenal apa yang disebut pasukan khusus atau pasukan komando, hal ini tidaklah terlepas dari apa yang dulu dikenal sebagai resimen rahasia Brandenburg Jerman. Pasukan inilah yang dianggap sebagai cikal bakal pasukan khusus zaman sekarang. Satuan Brandenburg merupakan basil gagasan cemerlang Laksamana Walter Wilhelm Canaris (1887-1945), pemimpin dinas rahasia militer Jerman atau Abwehr.

Sebelum perang pecah, laksamana yang sebetulnya anti-Nazi ini telah merasakan perlunya pembentukan pasukan komando rahasia, yang mampu melakukan penetrasi sampai jauh di belakang garis musuh.

Tugasnya terutama melakukan sabotase dan membukakan pintu bagi kelancaran serangan pasukan induk Jerman. “Pasukan ini harus terdiri dari orang-orang pemberani, keras, tak kenal ampun. Mereka harus mampu mengendap tersembunyi dalam jangka waktu lama, mandiri dalam segala hal, dan dalam kelompok-kelompok kecil mampu secara efisien menyelesaikan tugas-tugas yang tidak mungkin dilakukan satuan lebih besar,” demikian Laksamana Canaris merumuskan pasukan komando bentukannya.

Para anggota resimen komando memperoleh julukan Brandenburger, karena tempat pembentukan dan latihan pertama mereka semula tidaklah jauh dari Gerbang Brandenburg di Berlin. Pimpinan awal resimen adalah Kapten Theodor von Hippel, yang berpengalaman dalam perang gerilya di Afrika Timur yang merupakan koloni Jerman sebelum PD I. Dialah yang mengusulkan agar satuan rahasia ini dikirim diam-diam ke Cekoslowakia ketika timbul krisis 1938, untuk membantu penduduk Jerman di wilayah Sudeten memberontak terhadap pemerintahan Cekoslowakia.

Semula rekrutmen untuk satuan pilihan ini terbatas dari rekomendasi perorangan, balikan mereka yang keturunan Yahudi pun direkrut. Selain memperoleh tempaan fisik dan keterampilan sebagai prajurit komando untuk peperangan modern, mereka juga mendapat berbagai latihan intensif dalam bahasa maupun adat kebiasaan asing. Satuan ini berada langsung di bawah komando Abwehr, mengingat penguasaan intelijennya mampu mengarahkan pasukannya ke sasaran-sasaran kunci di wilayah musuh. Karena tugas khususnya itu, pembentukan maupun keberadaan satuan komando ini pun semula amat dirahasiakan.

Operasi militer pertama satuan komando ini adalah sewaktu invasi Jerman Nazi terhadap Polandia, September 1939. Sebelum pasukan Jerman menembaki dan melintasi perbatasan Polandia, satuan Brandenburger telah disusupkan masuk ke wilayah Polandia, untuk mengintai dan merebut sasaran-sasaran taktis seperti iembatan dan persimpangan strategis, sehingga serbuan pasukan induk tidak mengalami hambatan yang berarti.
Operasi komando pertama.

Sumbangan pasukan komando Brandenburg lebih kelihatan tatkala Hitler mengalihkan s as aran serbuannya ke barat, dengan menginvasi Belgia, Belanda dan Prancis pada musim semi 1940. Tanggal 8 Mei 1940, satuan komando ini dengan mengenakan seragam tentara Belanda menyusup ke wilayah Belanda untuk merebut jembatan Sungai Meuse (Belanda: Maas) di Gennep. Jembatan ini sangat strategis bagi pengaliran pasukan Jerman ke Belanda. Satuan kecil pimpinan Letnan Wilhelm Walther ini melakukan aksinya pukul 02.00, bertepatan dengan gerakan pasukan induk Jerman ke perbatasan. Ia bersama beberapa anak buahnya menyaru sebagai polisi militer Belanda yang mengawal sejumlah tawanan Jerman.

Dengan cara itu kubu pertahanan Belanda di ujung jembatan yang tidak mengira mereka adalah tentara musuh, dengan cepat dapat dilumpuhkan dan direbut dengan korban tiga prajurit komando terluka. Namun uiung jembatan yang lain masih dikuasai pasukan Belanda dan mereka telah mendengar tembak-menembak di ujung yang lain dari iembatannya. Namun Walther dengan anak buahnya yang tetapberseragam polisi militer Belanda, dengan beraninya berlari ke arah pos. Pasukan Belanda yang sudah bersiap, temyata ragu-ragu karena takut tembakan mereka mengenai “polisi militemya” sendiri. Keraguan ini harus dibayar mahal, karena pos direbut dan detonator yang siap meledakkan jembatan dikuasai komando Jerman. Sesaat kemudian iringan pertama tank dan panser Jerman pun menggelinding aman menyeberangi jembatan utuh tersebut.

Melindungi Ploesti

Ladang minyak serta pusat penyulingan Ploesti di Rumania menjadi tumpuan pasokan bahan bakar Jerman Nazi bagi mesin perangnya. Karena itu dengan segala cara lokasi itu harus dijaga ketat agar tidak disabot atau diserang pasukan musuh. Mengingat Rumania adalah sekutu Jerman, tidaklah nyaman apabila di negeri itu dihadirkan pasukan Jerman secara mencolok, karena dapat menimbulkan rasa tidak senang rakyat Rumania. Karena itu Laksamana Canaris menghubungi dinas intelijen Rumania, Siguranza, untuk mengatur perlindungan terhadap Ploesti serta jalan air S. Donau (Danube) yang vital untuk jalur perhubungan air Austria —Rumania.

Canaris dan kepala dinas rahasia Rumania, Moruzov pada bulan Mei 1941 menyepakati kerjasama. Untuk itu Batalion ke-2 Resimen Brandenburg dipindahkan dari Austria ke Rumania. Sesuai sifat kerahasiaannya, para prajurit komando disamarkan sebagai pekerja sumur minyak, pekerja pabrik penyulingan, petani bahkan sebagai kelompokpemuda dan atlet. Mereka tinggal di lingkungan masyarakat setempat, baik di kota Ploesti maupun di sekitarnya. Mereka mampu melakukan penyamaran dengan baik karena telah terlatih untuk tugas semacam itu.

Selama melaksanakan tugasnya, prajurit Brandenburger antara lain berhasil menggagalkan usaha Inggris untuk merusak pintu-pintu air terpenting di S. Donau. Mereka juga mencegah pasukan komando Inggris, Special Air Service (SAS) yang bermaksud menghancurkan jembatan vital sungai tersebut di dekat Cernavoda, Rumania, yang menghubungkan ibukota Bukarest dengan Laut Hitam.

Selain di Rumania, pasukan komando Brandenburg juga ditugaskan di tempattempat lain di Front Timur, yaitu setelah Hitler memutuskan menyerbu Soviet Rusia dengan Operasi Barbarossa. Bahkan sebelum serbuan itu dilancarkan pertengahan 1941, dinas rahasia Jerman merekrut orang Ukrainia untuk dimasukkan dan dilatih dalam Resimen Brandenburg. Mereka disusupkan kembali ke Ukrainia untuk membantu invasi Jerman, dan mereka berhasil merebut jembatan penting dan stasiun radio Soviet. Karena semangat nasionalisme yang tinggi, mereka pun terdorong untuk segera memproklamirkan Ukrainia yang bebas dan merdeka dari Uni Soviet. Akibatnya Jerman merasa bahwa pasukan komando Ukrainia loyalitasnya kepada Jerman pun meragukan, sehingga akhir 1941 pasukan ini dibubarkan.

Tanpa pertumpahan darah

Salah satu prestasi Resimen Brandenburg yang luar biasa di Front Timur terjadi di Rusia bagian selatan, yaitu upaya merebut ladang-ladang minyak di Maikop. Sepasukan komando dipimpin Baron Adrian von Folkersam, Agustus 1942 menyusup jauh ke belakang garis Soviet dengan menggunakan truk-truk Tentara Merah dan berseragam pasukan Soviet dan NKVD, Dinas Rahasia Soviet. Di tengah jalan mereka bertemu dengan sejumlah besar pasukan Rusia yang desersi. Folkersam dan anak buahnya yang mahir berbahasa Russia bertindak seolaholah mereka adalah pasukan Soviet, dan meyakinkan para pelarian itu untuk kembali berjuang di pihak Rusia. Mereka pun menurut dan berbalik ke arah Maikop bersama pasukan komando Jerman yang menyamar.

Di Maikop, Folkersan yang menyaru sebagai perwira NKVD menemui koman dan Soviet di Maikop, yang kemudian mengantarnya meninjau pertahanan Soviet di daerah itu. Dengan demikian Folkersan mengetahui kondisi pertahanan musuh, dan is pun segera merencanakan bagaimana merebut Maikop.

Sementara pasukan induk Jerman pada 8 Agustus sudah berada sekitar 20 km dari Maikop. Namun yang dikhawatirkan Jerman adalah perlawanan pihak Rusia di Maikop dan penghancuran obyek vital, termasuk ladang perminyakan. Karena itu Folkersan segera bertindak dengan sasarannya pusat komunikasi Rusia. Serangan dengan granat itu untuk menimbulkan kesan terjadinya serangan artileri. Sesudah itu Folkersan yang masih menyaru sebagai perwira NKVD, memberitahu para perwira Rusia di kota Maikop bahwa pengunduran diri segera dari Maikop telah diperintahkan.
Karenapusat komunikasi di Maikop telah rusak oleh serangan komando Brandenburg, pimpinan pasukan Rusia tidak mungkin melakukan kontak keluar untuk mengecek pengunduran diri tadi. Akhimya mereka pun dapat diyakinkan, dan pasukan Soviet yang mempertahankan Maikop dan sekitamya segera ditarik mundur. Esok harinya, pasukan Jerman dengan mudah masuk ke Maikop yang utuh dan meraih kemenangan tanpa pertumpahan darah sama sekali berkat jasa Brandenburger.

Aksi di utara

Di Front Timur, resimen pasukan komando rahasia Jerman juga beraksi di bagian utara, yaitu untuk mengacaukan Murmanks, kota pelabuhan penting Russia di Laut Barents yang dingin. Jenderal Diet! yang memimpin pasukan Jerman di Front Utara mengalami kesulitan mencapai pelabuhan yang menjadi pintu masuk bantuan dari sekutu (AS) ke Rusia. Akhir 1941, Died memanggil Jenderal Schoerner, seorang Brandenburger, yang kemudian merancang serangan komando untuk menghancurkan pengaliran barang bantuan tersebut dengan merusak jalur-jalur perkeretaapian. Serangan udara berkali-kali telah dilancarkan Jerman terhadap Murmanks dan jalur kereta apinya, namun setiap kali pula orang Rusia dengan cepat memperbaikinya kembali.

Karena itu Jerman mengharap serangan komando akan dapat melumpuhkan lebih lama jalur transportasi tersebut. Tugas ini dibebankan kepada Kompi ke-15 Resimen Brandenburg, yang anggotanya sebagian besar terdiri dari orang Ukrainia, Belorussia dan orang Jerman dari Volga dan Balkan. Mengingat Wilayahnya yang dekat kutub dan bersalju, pasukan ini pun dibantu pasukan ski serta puluhan ekor anjing terlatih untuk daerah kutub. April 1942 pasukan komando ini siap dan diberangkatkan. Karena kurangnya penunjuk jalan yang memadai, ditambah lebatnya hutan dan tidak adanya perahu karet untuk menyeberangi sungai serta danau yang banyak terdapat di kawasan itu, pasukan ini tidak berhasil mencapai sasaran.

Musim panas Juli 1942, dengan penunjuk jalan dari Finlandia, pasukan komando ini berangkat lagi memasuki Semenanjung Karelia. Untuk tidak menimbulkan kecurigaan, pesawat Jerman menghentikan pengintaiannya di daerah yang akan dilalui pasukan komando. Semua tanda-tanda kemiliteran Jerman dan Finlandia dilepas dari seragam. Mendekati Murmanks, mereka memasang peledak di sepanjang rel kereta pada jarak yang cukup berjauhan. Dalam beberapa hari, kereta api Soviet yang memuat barang bantuan dari Murmanks pun berledakan dan terguling satu persatu. Ribuan pasukan dan polisi rahasia Soviet dikerahkan untuk menyelidiki.

Sejumlah penduduk sipil yang tidak tahu apa-apa menjadi sasaran penembakan NKVD. Bahkan para prajurit Soviet sendiri yang baru kembali dari patroli juga menjadi korban. Mereka ini semuanya dicurigai sebagai penyabot rel-rel NKVD tidak mengira satuan komando Jerman dapat sampai ke wilayah tersebut.

Setelah dinilai cukup mengacaukan transportasi musuh dan keadaan makin membahayakan, kompi Brandenburgpun ditarik kembali ke Tugas terakhir Pasukan komando Brandenburg ini juga pernah ditugaskan di Afrika Pimpinan Korps Afrika, Jenderal Rommel memberi mereka kebebasan bertindak namun melarang satuan komando ini mengenakan seragam musuh. Rommel memang dikenal sebagai perwira yang bersikap gentleman dalam berperang. Satuan rahasia ini antara lain pernah berusaha melakukan infiltrasi ke kota Kairo, pusat komando Inggris di Timur Tengah, namun gagal. Mereka juga pernah mengadakan pertemuan dengan para pejuang nasionalis Mesir, termasuk Anwar Sadat (yang kemudian menjadi Presiden Mesir) di kota Asyut di wilayah Mesir.

Tugas Resimen Brandenburg terakhir adalah di wilayah Balkan, ketika pada akhir 1943 pasukan ini diterjunkan dengan payung ke Pulau Kos yang diduduki Inggris. Gugusan pulau-pulau Dodecanese di Laut Tengah yang dikuasai Inggris itu dikhawatirkan akan dijadikan pangkalan bagi serbuan besar Inggris ke wilayah Balkan. Sesudah merebut Kos, pasukan komando diterjunkan lagi ke Pulau Leros yang merupakan pangkalan laut Inggris.
Pasukan komando ini berhasil memo-tong pasukan lawan menjadi dua, di selatan dan utara pulau. Upaya Inggris mengusir pasukan komando musuh selalu gagal. Akhirnya sesudah melalui pertempuran sengit, pasukan komando Jerman ini mengakhiri perlawanan musuhnya dengan menawan 3.200 pasukan Inggris dan 5.350 pasukan Italia yang telah memihak Sekutu.

Sukses besar ini merupakan tugas terakhir Brandenburg sebagai resimen pasukan komando yang dirahasiakan. Sejak akhir 1942 komando tertinggi Jerman berangsur ingin mengubah kekuatan dan bentuknya dari resimen komando menjadi divisi pasukan konvensional. Sebagai divisi, Brandenburg dalam peperangan konvensionalnya banyak beraksi di Front Timur dengan sukses sampai kehancurannya ketika Jerman terpukul mundur oleh Rusia.


sumber : http://sejarahperang.com/2011/07/17/pasukan-komando-rahasia-brandenburg/

Sukarelawan Asing Waffen-SS


LEGIUN ASING - Sukarelawan dari muslim Bosnia yang tergabung dalam Handschar Division. Untuk membedakan dari tentara Waffen-SS yang asli Jerman, petinggi Waffen-SS memberikan inisial khusus pada kesatuan mereka. Legiun Asing ini sangat ditakuti. Jumlah mereka sangat besar, mencapai 60 persen dari 38 kesatuan berformat divisi yang dibentuk

Waffen-SS sampai akhir perang menghasilkan kesatuan yang berbeda kualitas dan formatnya. Hal ini terjadi karena faktor: Pertama, rekrutmen berdasar standar dan kriteria awal yaitu orang Jerman, baik berasal dari Jerman atau keturunan Jerman yang berada di negara lain dan daerah pendudukan. Kesatuan yang terbentuk dengan kriteria awal biasa disebut classic division terbentuk di paruh pertama PD II. Seperti Leibstandarte, Das Reich, Totenkopf, Hohenstaufen, Frundsberg, Hitlerjugend dan lainnya. Classic division ini yang menghasilkan formidable fighting machine, consistently high combat reputation, fire-fighters, standard of courage, self-sacrifice and discipline juga memompa semangat kawan-kawannya dari Heer di lapangan.

SUKARELAWAN INDONESIA - Orang Indonesia pun ada yang menjadi anggota Waffen-SS. Tidak dijelaskan siapa namanya, sukarelawan asal Belanda (keturunan Indonesia) ini sepertinya tewas dalam Operasi Market Garden oleh Wilson Boback dari Kompi G, Army's 501st Parachute Infantri Regiment. Sukarelawan asal Denmark (insert)

Kedua, sukarelawan asing dari rumpun Germanic dan non-Germanic yang dibentuk sebagai divisi tersendiri dari kesatuan yang sebelumnya sudah ada (format batalion, resimen dan brigade). Kriteria awal masih terpakai dan menghasilkan pula divisi-divisi tangguh dan disegani lawan seperti Wiking, Nord, Prinz Eugen Nordland, Horst Wessel, Langemarck, Wallonien, Charlemagne atau kesatuan yang telah terbentuk dan direncanakan dibentuk sebelum bomb plot terhadap Hitler pada 20 Juli 1944.

Ketiga, pasukan pengganti dan dibentuknya batalion-batalion kelas dua setelah paruh kedua di PD II. Khususnya setelah bomb plot, kecewanya Hitler terhadap Wehrmacht membuat is makin bersandar pada Waffen-SS. Fuhrer menginstrusikan agar dibuat secepatnya unit berasal dari sukarelawan asing, personel Luftwaffe dan pelaut Kriegsmarine yang sudah tidak memiliki pesawat dan kapal perang. Mayoritas yang terbentuk hanya namanya saja division, tetapi format sesungguhnya sebesar regiment bahkan bataillon dengan persenjataan ill-equiped.
Dari 38 kesatuan dengan format divisi yang terbentuk (dua dibubarkan karena pemberontakan), mayoritas atau 60 persen adalah sukarelawan asing. Bahkan terbentuk pula kesatuan-kesatuan dari rumpun Slav dan sukarelawan Soviet yang diumumkan Hitler di Parade Nuremberg pada 1936. Termasuk sebagai musuh utama Third Reich:

Kenyataannya tidak semua penduduk Soviet senang dengan kehadiran Rusia atau setuju bergabung dengan Uni Soviet yang berideologi komunis Terlebih Ukraina dan bekas negara-negara Baltik seperti Latvia, Estonia, Lithuania dan Belarusia. Pada saat Jerman melakukan Operasi Barbarossa, penduduk Ukraina dan bekas negara Baltik melakukan pesta jalanan menyambut kedatangan pasukan Jerman yang mereka anggap kekuatan pembebas.

Setelah itu berduyun-duyun warga Soviet bahkan dari penduduknya yang bukan berasal dari daerah pendudukan Terman seperti Armenia, Georgia, Azerbaijan, Cheznya, Tartar dan Turkmenistan menyeberang untuk mendaftar jadi sukarelawan Wehrmacht dan Waffen-SS. Tercatat antusiasme dari 100.000 pemuda Ukraina mendaftar saat pembukaan penJaftaran. Dan yang diterima 30.000 sukarelawan untuk membentuk divisi Ukraina pertama (14.Waffen-Grenadier Division der SS Galizien Nr 1).

Di Balkan pun terbentuk empat divisi gunung (Gebirgs Division) dari etnis Bosnia, Kroatia dan Albania. Pemuda-pemuda tersebut antusias bergabung ke Waffen-SS atau kesatuan Jerman lainnya karena faktor permusuhan abadi antara etnis tersebut dengan etnis Serbia. Untuk membedakan kesatuan ash Jerman dan sukarelawan asing pada Waffen-SS, para petinggi SS memberikan nama depan pada kesatuan Waffen-SS sebagai berikut:

  • SS sebagai awalan berarti mayoritas berisikan orang Jerman dan rumpun Germanic.
  • SS-Freiwilligen sebagai awalan adalah kesatuan berisikan Germanic dan non-Germanic.
  • Waffen sebagai awalan adalah kesatuan berisikan hanya non-Germanic

sumber : http://sejarahperang.com/2011/07/17/sukarelawan-asing-waffen-ss/

Pelajaran Dari D-Day

Keunggulan teknologi bukanlah segalanya untuk memenangkan sebuah duel lapis baja. Di luar itu urusan kelancaran pasokan logistik dan jumlah juga pegang peranan. Hal ini bisa dibuktikan di front pertempuran di Eropa menjelang akhir PD.

Varian M4 dan M4A1 Sherman merupakan tulang punggung armada tank Sekutu pada masa-masa awal pendaratan di Normandia,1949

Banyak orang berpendapat kalau Battle of Kursk merupakan pertempuran paling hebat yang melibatkan kendaraan lapis baja. Bisa jadi pendapat itu benar. Namun di luar itu ada lagi salah satu operasi selama PD 11 yang bisa dijadikan pelajaran berharga dalam penggelaran satuan-satuan lapis baja. Operasi yang dimaksud adalah operasi pendaratan Sekutu di pantai Normandia, Juni 1944 berlabel Operation Over­lord. Operasi ini bisa dianggap sebagai salah satu barometer lantaran ada dua konsep yang saling diadu. Bila melihat dan sisi teknologi dan kemampuan unsur lapis-baja, bisa dibilang pasukan darat Nazi Jerman berada di atas Sekutu. Sayang, predikat ini tak melekat dari segi jumlah serta dukungan logistik. Sebaliknya, biarpun armada lapis baja Sekutu kalah kemampuan namun kelemahan ini diimbangi dari segi jumlah serta dukungan logistik.

Satuan panzer

Secara teknis keunggulan armada lapis baja Nazi Jerman terletak pada kesempurnaan kombinasi antara daya hantam senjata utama dan proteksi. Berbekal meriam kaliber 88mm sebagai senjata utama maka armada tank Tiger Jerman dapat dengan mudah menjebol lapisan dinding tank M4 Sherman sekutu. Ini berlaku untuk segala penjuru sudut tembakan dalam jarak tembak normal. Sebaliknya, agar bisa menghentikan aksi Tiger, dengan bekal meriam kaliber 75mm awak Sherman mau tak mau harus bergerak sedekat mungkin den­gan target. Bahkan untuk varian Sherman dengan meriam yang lebih dahsyat buatan Inggris kaliber 76mm (British 17-pounder), jarak tembak efektif maksimal cuma bertengger pada angka 275 m saja.


Momok bagi pasukan lapis baja Sekutu tak hanya datang dan tank Tiger saja. Di luar itu pasukan darat Jerman juga mengoperasikan armada tak Pz.Kpfw. V Panther. Senjata utama Panther, berupa meriam KwK.42 kaliber 75mm punya daya hantam jempolan. Meriam ini sanggup merobek baja setebal 120mm dari jarak tembak sekitar satu kilometer. Untuk melubangi metal dengan tebal yang sama, senjata terberat pada armada tank Sekutu kala itu (meriam 17-pounder) hams bergerak hingga 455 m dari targetnya.

Baik Panther maupun Tiger masuk dalam golongan arsenal lapis baja istimewa alias diklasifikasikan sebagai arsenal standar adalah Pz.Kpfw. IV Ausf H dan Ausf J. Tercatat saat Operasi Overlord dilakukan pasukan darat Nazi menggelar 748 unit tank jenis ini di wilayah Normandia. Biarpun termasuk standar namun senjata utama Pz.Kpfw. IV berupa meriam kaliber 75mm punya daya lesat (muzzle velocity) 20% lebih tinggi ketimbang me­riam-meriam M4 Sherman yang berkaliber sama. Ini artinya Pz.Kpfw. IV sanggup menjebol metal baja sampai setebal 92 mm. Sebagai perbandingan, untuk jarak yang sama, meriam Sherman cuma bisa merobek metal setebal 68mm saja.

Bila ditengok ke belakang, tank ataupun kendaraan lapis baja bukan¬lah barang baru dalam dunia peperangan. Taruhlah contoh penemu kondang Leonardo da Vinci pernah membuat sketsa kendaraan tempur tahan peluru yang diberi label war machine. Namun pewujudan sekaligus juga pembuktian kemampuan baru dilakukan pada PD I ketika Inggris mengoperasikan kendaraan tempur lapis baja yang diberi nama Big Willie, Male, dan Female tank. Nama tank sendiri se¬benarnya secara tak sengaja dibakukan untuk mengelabui penciuman intelijen lapis baja. Info yang disebarkan secara umum disebutkan kalau ketiga jenis kendaraan di atas tak lebih sebagai tangki (tank) untuk keperluan suplai garis depan.

Diluar ketiga jenis tank tadi, Nazi Jerman masih diperkuat oleh sejumlah tipe ken­daraan lapis baja lain. Sebut saja mulai dari tank serang StuG III, Jagdpanzer IV, sampai artileri swagerak macam Hummel dan Wespe. Ditengok dari segi jumlah, di wilayah Nor­mandia pada tahun 1944 Nazi Jerman sedikitnya 10 unit lapis baja setingkat divisi (panzer division) plus satu panzergranadier division. Bila dihitung semua satuan tadi dibekali 1.800 tank dari berbagai tipe. Selanjutnya bila digabungkan dengan unit-unit lain yang disebar tak jauh dari Normandia terdapat beberapa batalion lapis baja berkekuatan 460 unit kendaraan lapis baja. Alhasil jumlah kekuatan keseluruhan Army Group B, 7th Army Panzergruppe West yang diberi tanggung jawab menahan laju pasukan Sekutu cuma punya kekuatan sekitar 2.260 tank.

Sekutu

Seperti sempat disinggung di atas, tulang punggung kekuatan lapis baja Sekutu dalam Operasi Overlord adalah tank M4 dan M4A1 Sherman buatan AS. Secara teknis tank ini unggul dalam soal kecepatan, olah gerak, serta jumlah tembakan yang bisa dilepaskan setiap menit (rate of fire). Namun sekali lagi, hal ini tak bisa jadi faktor penyeimbang terhadap kelemahan yang dimilikinya. Bahkan selain daya hantam meriam kelewat lemah plus lapisan metal tahan peluru dianggap tipis, Sherman punya satu kelemahan yang cukup membuat merinding para awaknya. Jika satu peluru lawan berhasil merobek bodi, bisa dipastikan tank akan langsung terbakar. Bila ini terjadi bisa dipastikan awak tank Sekutu cuma punya kesempatan 50% lobos dari maut.

Secara teknis, bahaya kebakaran dipicu dari persediaan amunisi Sherman yang letaknya saling berdekatan tanpa dilengkapi dengan sekat pelindung serta penggunaan bahan bakar bensin yang memang mudah terbakar. Selama PD II AS memang cenderung lebih memilih tank berba­han bakar bensin. Sebaliknya Jerman saat itu lebih banyak mengaplikasikan mesin diesel pada armada tanknya. Bahan bakar jenis ini punya titik bakar lebih rendah ketimbang bensin.

Tank hebat Nazi Jerman Tiger II atau kerap disebut juga dengan King Tiger/Royal Tiger masih tergolong senjata baru saat Sekutu mendarat di Normandia. Tercatat cuma ada satu kompi tank jenis ini yang digelar Jerman di Normandia, atau bila dihitung berjumlah 12 unit tank

Buat mengeliminasi segala kelemahan tadi Sekutu, utamanya AS, kemudian meluncurkan tank dengan fungsi khusus sebagai platform penghancur tank. Varian ini kerap disebut dengan nama tank-destroyer. Secara garis besar tank-destroyer dirancang agar mampu menghancurkan ranpur lapis baja lawan dengan tameng antipeluru setebal 80mm dari jarak sekitar 915 m. Agar bisa diwujudkan dengan cepat maka Sekutu memakai armada tank Sherman sebagai basis pengembangan Oleh karenanya wajar bila tank-destroyer macam M10 Wolverine atau M36 sedikit banyak punya kesamaan sosok dengan Sherman. Sebagai senjata utama M10 dilengkapi dengan sepucuk meriam kaliber 3 inci. Sementara pada M36 senjata yang digunakan adalah berupa meriam kaliber 90mm. Memang kehadiran tank-destroyer yang notabene punya daya hantam senjata lebih mumpuni ketimbang tank Sherman membuat para awak tank Tiger Nazi Jerman mesti berpikir dua kali. Sayang, kehadiran ranpur lapis baja macam ini tak begitu terasa lantaran jumlah yang digelar kelewat sedikit.

Bila disimak sebagian besar kekuatan lapis baja Sekutu bertumpu pada tank Sherman. Sekitar dua pertiga kekuatan lapis baja adalah dari jenis tank ini. Sedang sisanya baru diisi oleh beragam tank buatan Inggris macam Cromwell dan Churchill. Dari segi teknis daya hantam kedua jenis tank tadi masih berada dibawah generasi terakhir Pz.Kpfw W atau Panther. Kelemahan tadi mulai bisa dibenahi tatkala Inggris melirik meriam artileri terberat miliknya saat itu, meriam 17-pounder (pdr). Bila ditembakkan meriam 17-pounder sanggup menjebol lapisan baja setebal 120mm dari jarak setengah kilometer Dalam penerapannya meriam ini bisa muncul dalam beragam bentuk. Mulai dari model konvensional berupa meriam tarik, dipakai sebagai senjata utama tank Sherman Firefly, serta meriam swagerak macam Archer atau Achilles


sumber : http://sejarahperang.com/2010/10/16/650/

daftar Divisi Waffen-ss


Berikut daftar kesatuan Waffen-SS dengan format divisi yang terbentuk sampai akhir perang.
MSS-Panzer Division “Leib standarte Schutzstaffel Adolf Hitler”.

  • SS-Panzer Division “Das Reich”.
  • S-Panzer Division “Totenkopf”.
  • SS-Polizei Panzergrenadier Division.
  • SS-Panzer Division “Wiking”.
  • SS-Gebirgs Division “Nord” divisi pertama pasukan gunung terbentuk Februari 1941 dari resimen Totenkopf dan sukarelawan Norwegia dan Finlandia.
  • SS-Freiwilligen Gebirgs Division “Prinz Eugen”
  • SS-Kavallerie Division “Florian Geyer”
  • SS-Panzer Division “Hohenstaufen”
  • SS-Panzer Division “Frundsberg”
  • SS-Freiwilligen Panzergrenadier Division “Nordland”
  • SS-Panzer Division “Hitlerjugend”
  • Waffen-Gebirgs Division der SS “Handschar” (Kroatische Nr 1)
  • Waffen-Grenadier Division der SS (Galizien Nr 1)
  • Waffen-Grenadier Division der SS (Lettische Nr 1)
  • SS-Panzergrenadier Division “Reichsfiihrer-SS”
  • SS-Panzergrenadier Division “Gotz von Berlichingen”
  • SS-Freiwilligen Panzergrenadier “Horst Wessel”
  • Waffen-Grenadier Division der SS (Lettische Nr 2)
  • Waffen-Grenadier Division der SS (Estnische Nr 1)
  • Waffen-Gebirgs Division der SS “Skandenberg” (Albanische Nr 1)
  • SS-Freiwilligen Kavallerie Division der SS “Maria Theresia”
  • Waffen-Gebirgs Division der SS “Kama” (Kroatische Nr 2)
  • SS-Freiwilligen Panzergrenadier Division “Nederland”
  • Waffen-Gebirgs Division der SS “Kartsjager”
  • Waffen-Grenadier Division der SS “Hunyadi” (Ungarische Nr 1)
  • Waffen-Grenadier Division der SS “Hungaria” (Ungarische Nr 2)
  • SS-Freiwilligen Panzergrenadier Division “Langemarck”
  • SS-Freiwilligen Panzergrenadier Division “Wallonien”
  • Waffen-Grenadier Division der SS (Russische Nr 1)
  • Waffen-Grenadier Division der SS (Italiensische Nr 1)
  • Waffen-Grenadier Division der SS (Russische Nr 2)
  • SS-Freiwilligen Grenadier Division “13ohmen Mahren”
  • SS-Freiwilligen Grenadier Division “30 Januar 1945″
  • Waffen-Kavallerie Division der SS (Ungarische Nr 3)
  • Waffen-Grenadier Division der SS “Charlegmagne”
  • SS-Freiwilligen Grenadier Division “Landstorm Nederland”
  • SS-Polizei Grenadier Division
  • Waffen-Grenadier Division der SS “Dirlewanger”
  • SS-Freiwilligen Kavallerie Division “Liitzow”
  • SS-Panzergrenadier Division “Nibelungen”

Selain format divisi, terbentuk pula kesatuan lainnya yang terspesialisasi dan berasal dari berbagai etnik dan bangsa:

  • Panzerbrigade 150, Werewulf, Jagdkommando dan Greifkommando, atau pasukan kommando Standartenfiihrer Otto Skorzeny.
  • SS-Fallschirm Bataillon 500/600.
  • Waffen-Gebirgs Brigade pasukan gunung asal suku Tartar. Schwere Panzer Abteilung (detasemen tank berat) 501, 502 dan 503 berisikan Panzerkampfwagen VI (Tiger atau KonigsTiger) beserta infantry support.
  • SS-Panzerbrigade “Gross” brigade penghancur tank yang berisikan JagdPanther
  • Indische Freiwilligen.Legion der Waffen-SS, orang-orang yang terlibat pergerakan nasional India pimpinan Chandra Bose, sekitar 11.000 personel, seluruh personelnya dieksekusi pasukan Inggris di perbatasan Jerman-Prancis.
  • Kaukasischer Waffenverband der SS, brigade infanteri dari etnik Cheznya, Armenia, Azerbaijan dan Georgia.
  • Osttiirkische Waffenverband der SS, brigade infanteri Turki. Britische Freikorps der SS, resimen infanteri asal Inggris beberapa dari serdadu tawanan.
  • Serbisches SS-Freiwilligenkorps resimen infanteri dari etnis Serbia.
  • Waffen-Grenadier Regiment 103 berisikan orang-orang Rumania.
  • Waffen-Grenadier Regiment 107 berisikan orang-orang Latvia.
  • Begleitbataillon (mot) “Reichsfiihrer-SS” atau batalion kawal Himmler.
  • Wachtbataillon (mot) “Leibstandarte Adolf Hitler” atau batalion kawal Hitler.

sumber : http://sejarahperang.com/2011/07/17/waffen-ss-order-of-battle/

Detasemen panzer jerman


Jerman semasa Nazi berkuasa mempunyai perangkat perang komplit. Memang tidak semuanya sempat mencium aroma udara bumi. Sebagian telah lahir, sebagian masih berupa prototipe dan bahkan masih ada yang setingkat ide. Namun hampir semuanya mematikan dan unggul dibanding perangkat sejenis milik negara-negara sekutu atau Rusia sekalipun. Salah satu yang patut diajukan adalah tank (panzer) Tiger. Tank raksasa ini bahkan menjadi andalan dan dipakai di banyak pertempuran. Dalam menjalankan tugas, ia sempat menjadi rebutan antara Angkatan Darat (Heer) dan pasukan SS.

Tiger memang diunggulkan oleh pasukan Jerman. Sehingga produksinya digenjot sedemikian rupa. Tiger I, sejak diproduksi Agustus 1942, sudah dibuat sebanyak 1.355 unit hingga pertengahan 1944. Karena segala sesuatunya serba besar, dalam satu bulan hanya bisa diproduksi 25 unit saja. Hanya saja pada April 1944, total produksi melonjak hingga 104 unit dan Juli 1944 diproduksi meningk at lagi menjadi 671 unit. Produksinya dihentikan Agustus 1944 karena digantikan oleh Tiger II yang dikembangkan sejak 1943.

Sama dengan saudara tuanya, Tiger II (King Tiger/ Konig) rencananya juga akan diproduksi hingga 1.500-an unit. Untunglah perang cepat selesai sehingga hanya sekitar 485 tank berbobot hingga 70 ton ini berhasil dibuat.

Melihat kemampuannya, tentu bisa dibayangkan bagaimanaposisi tank segede gajah ini dalam pasukan Jerman saat itu. Dan memang militer Jerman, terutama AD (Heer) dan Pasukan SS berlomba-lomba menggunakannya. Beberapa detasemen khusus Tiger pun dibentuk, baik oleh AD maupun Pasukan SS. Medan tempurnya meluas dari Normandia, Hongaria hingga ke Kursk (Rusia) dan Afrika Utara.

Salah posisi

Pada mulanya, Tiger dirancang dan dibuat hanya sebagai arsenal pertahanan. Maklumlah, dengan badan sebesar itu (panjang 6,333 m minus meriam), lebar 3,7 m, tinggi 3 m dan berat mencapai 57 ton) dan kemampuan gerak cuma 38 km/jam, ia benar-benar seperti raksasa yang malas berjalan. Walau demikian, tank ini mampu meng-KO tank lawan berjarak 1.6 Km.

MOMOK SALJU - Salju terbukti menjadi momok bagi Tiger. Sistem track dan roda-roda geriginya tak bisa menembus lapisan salju dan tanah yang berlumpur. Kelemahan yang terlambat disadari oleh Jerman ini dipergunakan dengan balk oleh Rusia. Dalam pertempuran di Kursk, banyak Tiger yang 'ngadat' berhasil dihancurkan oleh pasukan Rusia.

Kejelian Hitler melihat kemampuan arsenal yang mempunyai moncong meriam 88 mm menyatakan lain. Layaknya buto ijo, hantaman tangan dan tendangan kakinya bisa menghancurkan lawan berkepingkeping. Sebuah tank bisa terkoyak dan terjungkal hanya dengan sekali semburan meriam. Harusnya tank ini bisa juga digunakan untuk penetrasi dan penyergapan. Terutama untuk penetrasi awal dari jarak jauh. Setelah pasukan udara membombardir pertahanan lawan, ganti Tiger yang memberondong dari jarak jauh sebelum akhirnya tank medium, panzer maupun pasukan darat masuk menyerang. Taktik blitzkrieg ini berhasil dalam beberapa pertempuran. Terutama dalam pertempuran di Kursk saat mencoba menguasai Rusia. Walaupun akhirnya tentara Jerman mengalami kekalahan total dalam pertempuran tersebut.

Hitler memang benar dalam soal kemampuan gempur Tiger. Namun ia tidak menyadari kelemahan sang ‘buto ijo” yang terletak pada sistem penggeraknya. Sistem track dari roda-roda geriginya akan langsung macet bila terhadang lumpur atau salju. Bila ini terjadi, tentunya ia menjadi sasaran empuk bagi lawan. Suatu kesalahan posisi yang berakibat hancurnya sang raksasa ini. tentang Tiger sudah dibahas pada edisi koleksi yang lalu: The Nazi’s War Machine).

Schwere Panzer Abteilung

Posisi awal Tiger memang digabung dalam sebuah pasukan. Karena sosoknya sangat mencolok, raksasa ini dilindungi beberapa tank kelas medium seperti Panzer III. Formasi ini masih belum memuaskan sehingga terjadi beberapa perombakan. Hingga terakhir didapat formasi dengan mengorganisasi 45 tank. Dibagi dalam tiga kesatuan yang masing-masing terdiri dari seorang pemimpin dan 14 anggota. Namun tentu saja formasi yang sangat besar ini tidak menguntungkan dan tidak efisien. Mengurusi puluhan raksasa ini tentu sangat menguras tenaga. Energi dan waktu lebih banyak terserap pada pemeliharaan dan pengorganisasian komando daripada pertempurannya sendiri.

Hingga akhirnya, dibentuklah divisi khusus tank yang disebut Schwere Panzer Abteilung. Walaupun divisi khusus, unit ini bukan korps tersendiri. Tetap menginduk pada korps pasukan yang lebih besar. Dalam setiap penggabungan, selalu ada perombakan struktur dalam korps pasukan tersebut.

Dengan dibentuknya divisi-divisi ini, masalah koordinasi teratasi. Walaupun keterbatasan produksi tetap menjadi kendala. Terutama karena terjadi perebutan antara AD dengan SS. Hingga akhir perang, tak kurang 10 detasemen panzer (lihat boks) dimiliki AD, sedangkan SS mempunyai tiga detasemen. Sebuah detasemen rencananya akan ditambahkan, namun Nazi keburu hancur duluan. Sampai perang hampir berakhir, detasemen-detasemen khusus ini masih mengalami perombakan.

Beberapa detasemen Tiger yang terkenal adalah 503st Heavy Panzer Detachment, 505th Heavy Panzer Detachment, 509th Heavy Panzer Detachment milik AD. Dan 101st SS Heavy Panzer Detachment milik pasukan SS.

503st Heavy Panzer Detachment Disebut juga Schwere Panzer Abteilung Feldherrnhalle, detasemen ini bertempur di Front Timur dan Barat. Ia adalah detasemen kedua dibawah Generalfeldmarschall Erwin Rommel yang akan ditugaskan ke Afrika Utara. Hanya saja keterlambatan produksi, yang rencananya diproduksi oleh Porsche namun kemudian diganti Henschel, membuat detasemen ini akhirnya dibelokkan menuju Front Selatan. Di bawah Generaloberst Erich von Manstein’s, mereka terlibat dalam pertempuran di Kharkov. Di pertempuran ketiga kalinya mereka menunjukkan kelasnya. Mereka berhasil menghancurkan Mobile Group Popov, pasukan khusus Rusia yang sangat gesit.

Selanjutnya mereka menuju Kursk untuk ikut sera dalam operasi Citadel. Di sini mereka kembali teruji dengan hanya kehilangan delapan unit sebelum akhirnya mundur. Di akhir 1943, mereka bergabung dengan Panzer Regiment Bake dibawah pimpinan Oberst Dr. Franz Bake. Bersama Bake, mereka terlibat pertempuran di Cherkassy. Namun April 1944, resimen ini dibubarkan. Detasemen 503 dikirim ke Selatan untuk beristirahat dan konsolidasi. Di sini mereka mendapat suntikan anggota barn berupa 12 unit Tiger II.

Saat Invasi Normandia 6 Juni 1944, Detasemen 503 terbukti menjadi pembawa sial bagi pasukan sekutu. Dibawah perintah Panzergruppe Barat, mereka berhasil menghancurleburkan pasukan tank sekutu di sekitar Caen. Dalam permulaan Operasi Goodwood, sebuah desa di Cagny terlihat oleh pasukan payung sekutu hancur lebur dan porak-poranda. Itu adalah buah kerja tiga Tiger dari Detasemen 503 yang memborbardir dari jarak jauh. Pasukan payung tersebut hanya mendapati segalasesuatunya sudah jungkir-balik.
Detasemen 503 terbukti menjadi horor bagi pasukan sekutu. Bahkan detasemen ini pula yang mengatur penarikan mundur pasukan Jerman karena pukulan pasukan sekutu. Berkat Tiger, pasukan Jerman tidak menjadi bulan-bulanan lebih lanjut pasukan sekutu. Dua bulan kemudian, detasemen ini kembali ditarik guna dilengkapi lagi dengan King Tiger yang lebih segar.

JADI REBUTAN - Keampuhan Tiger membuatnya jadi rebutan antara Angkatan Darat dengan SS. Walaupun berbadan raksasa dan lamban, namun fa bisa menghancurkan target kelas berat dalam jarak 1.600 meter. Ini karena keampuhan kanon 88 mm yang menjadi arsenal utamanya.

September 1944, Detasemen 503 yang telah segar bergerak ke Hungaria untuk membantu pertahanan Armeegruppe Fretter Pico di dekat Budapest. Begitu sampai di awal Oktober, tiga unit Tiger dipimpin Letnan Freiherr von Rosen langsung menyuport Skorzeny yang menggelar operasi penggulingan pemimpin Hungaria, Miklos Horthy. Operasi yang bertajuk Skorzeny’s Operation Panzerfaust pun sukses.

Pertempuran sesungguhnya kemudian terjadi di Debrecen. Di sini mereka berhasil menghancurkan pasukan Soviet. Seusai pertempuran, Detasemen 503 mengklaim telah menghancurkan 1.500 ranpur dan 120 tank.

Keadaan berbalik pada pertengahan November. Serbuan balik tentara Soviet mampu memukul balik pasukan Jerman hingga bertahan di kota Budapest. Pasukan Soviet langsung mengepung kota. Tak ada kata lain selain bertahan habis-habisan bagi pasukan Jerman bersama tank Tiger.

Cuaca terbukti menjadi momok bagi Tiger. Salju bulan November – Desember membuat sistem rodanya ngadat. Selain karena pertempuran, Tiger juga banyak menderita kehancuran karena salju. Saat drama pengepungan berakhir pada 31 Desember, pasukan Soviet menawan 45.000 pasukan Jerman plus pasukan Hungaria dan sebagian besar Tiger. Sisanya terus berjuang hingga dihancurkan tentara Soviet pada Februari 1945. Sebagai pengingat, sebuah Tiger I dari Detasemen 503 sekarang disimpan di Bovington Tank Museum, Normandia.

505th Heavy Panzer Detachment.

Dibanding sekaribnya, Detasemen 505 adalah yang paling terkenal dan banyak menuai kemenangan. Detasemen ini dibentuk pada 29 Januari 1943 dengan anggota diambil dari divisi panzer 3 dan 26.

Pada mulanya, mereka akan ditugaskan ke Front Afrika. Namun tugas kemudian dipindah ke Front Timur pada 20 Februari 1943. Kursk adalah medan pembuktian pertamanya. Di bawah pimpinan Mayor Seuvant, pada tanggal 3 Juli 1943 mereka melabrak Kursk. Pada hari pertama pertempuran, 27 Tiger berhasil menghancurkan 42 tank Soviet, termasuk 15 jenis KV1. Operasi ini berhasil memukul mundur pasukan infanteri Soviet. Hanya saja, pasukan Soviet cepat pulih. Pertengahan Juli itu mereka kembali menggempur pasukan Jerman walaupun secara sporadis. Mayor Seuvant menjawabnya dengan mengirim dua Tiger I. Hasilnya, 32 tank T-34S hancur di dekat Werch Tagino dihantam si raksasa ini.

Detasemen Tiger Milik AD (HEER)

Pada 22 Juli 1943, detasemen bergerak ke Iginka untuk membantu pertahanan. Hasilnya, pada 4 Agustus, 14 tank Soviet berhasil dihancurkan. Hari berikutnya, Tiger nomor 333 mengalami kebakaran tanpa diketahui sebabnya. Banyaknya pertempuran yang hebat dan medan sulit membuat banyak Tiger terpaksa diperbaiki selama pertempuran. Tercatat 17 Tiger harus masuk reparasi. Namun hanya dengan sembilan Tiger yang aktif, mereka mampu merobek 25 tank Soviet. Saat semua unit bisa beroperasi normal, pada 18 September mereka mampu menghantam 26 unit T-34 Soviet. Hanya satu korban jatuh yaitu Tiger nomor 200.

Karena efektifitasnya, mereka mendapat penghargaan tinggi dari Wehrmacht pada 31 Januari 1944. Selama tujuh bulan dalam tugas, mereka berhasil merontokkan 446 tank musuh. Oberleutnant Knauth bahkan dianugerahi Knight Cross karena berhasil menghancurkan 68 unit T-34 dalam satu hari. Sehari setelah penganugerahan, Knauth tewas dalam pertempuran. Unitnya yang terdiri dari dua Tiger tercatat sebagai top ace hingga peperangan usai.

Pasca menerima penghargaan, ternyata kebesaran Detasemen 505 perlahan-lahan meredup. Pada bulan Juli, mereka dipukul oleh 1st Army of Belarussia. Pasukan Jerman berhasil dipaksa mundur dari daerah Beresowize. Namun mereka harus merelakan 100 tanknya dikunyah Tiger.

Sisa-sisa detasemen ini ditarik ke Ohrdruf untuk diperbaiki dan ditambah anggota dengan Tiger II. Hasilnya, pada 2 September mereka berhasil menghancurkan 68 unit T-34 dan hanya kehilangan dua unit tank. Pada 16 Oktober, 26 tank Soviet kembali dikoyak. Namun sembilan Tiger terpaksa ikut hancur.

Detasemen 505 memang masih bisa mengamuk di mana-mana Namun perang tetap memerlukanperhitungan yang matang. Strategi yang jitu dari pihak sekutu dan Soviet temyata bisa mengatasi keampuhan dan keunggulan teknologi pasukan Jerman.

Puncak kejayaan detasemen terjadi di kota Metgethen pada Februari 1945. Ini adalah kota di wilayah Jerman yang pertama kali diduduki Tentara Merah. Demi mengeluarkan warga sipil daripendudukan Soviet, mereka memborbardir dan membantai pasukan 52nd Infantry Division Soviet. Tiger-Tiger itu temyata mampu menciptakan koridor aman sepanjang 1,5 km ke arah pantai. Hasilnya, 100.000 warga sipil berhasil meloloskan din dengan perahu dan 12.000 lainnya ditolong pasukan Jerman menuju pelabuhan.

Keruntuhan sudah di depan mata. Secara umum, pasukan Jerman memang sudah sangat kewalahan. Suplai bahan bakar dan amunisi sudah tersendat-sendat. Keruntuhan Tiger tinggal menunggu waktu. Pada pertempuran di Semenanjung Peyse tanggal 6 April 1945, 10 unit Tiger II dan semua unit Tiger I dari Detasemen 505 hancur lebur. Tanggal 15 April, karena ketiadaan bahan bakar dan amunisi, dua Tiger terpaksa ditinggalkan. Akhirnya, semua unit anggota detasemen berhasil dihancurkan tank-tank Soviet. Sebagian besar awaknya tewas termasuk pemimpinnya, Oberf eldweb el Mausberg. Hanya sebagian kecil yang mampu menyelamatan din dan kembali ke Jerman. Walau demikian Detasemen 505 mencatat kemenangan atas 900 tank dan 1.000 meriam musuh.

509th Heavy Panzer Detachment

Detasemen ini dibentuk pada awal September 1943 dan ditugaskan di Front Timur. Kebanyakan anggotanya diambilkan dari Resimen Panzer 204 dari 22 Panzer Division yang anggotanya terdiri dari 45 unit Tiger I. Pada mulanya, mereka terlibat dalam pertempuran di Ukraina dan menjadi bagian dari Pasukan Grup Selatan. Segera mereka bertempur di daerah Kirovograd dan Krivoi Rog sebelum akhirnya mundur bersama seluruh pasukan Jerman.

PEMBAWA SIAL - Daya jelajah sang raksasa terbentang mulai dari Afrika Utara sampai Normandia dan Rusia. Dalam berbagai pertempuran, Tiger merupakan pembawa sial bagi pasukan musuh. Bahkan dalam keadaan terdesak, is bisa menjadi benteng pertahanan yang kokoh.

Dua bulan setelah dibentuk, tiga unit anggotanya terpaksa dilepas untuk kemudian bergabung dengan dua SS Panzer Division Das Reich. Di awal 1944, Detasemen 509 ditugaskan untuk terlibat dalam Pertempuran Kiev yang kedua. Pasukan Jerman kembali terpukul mundur. Dalam perjalanan mundur, Tiger I terlihat bertempur sengit di Pavlova.

Maret 1944, Detasemen 509 digabungkan dengan Gepanzerte Gruppe Bake, sebuah brigade lapis baja pimpinan Oberst der Reserve Dr.Med.Dent. Franz Blake. Pada akhir Mei, semua unit anggota detasemen diperbarui sebelum dikirim lagi ke garis depan pada 1 Juni 1944. Mereka langsung pertempuran dengan pasukan Soviet yang menggelar Operasi Bagration pada akhir bulan itu. Mereka bertempur hebat di Novosselki, Shitomir dan Chelmik.

Namun kekalahan total hams mereka rasakan. Bahkan pada 8 September 1944, hanya dalam waktu kurang dan 24 jam, 16 unit anggotanya hancur di dekat Kielce, Polandia. Sisanya kemudian bergerak ke Sennelager untuk perbaikan dan penambahan unit. Rencananya mereka akan mendapat tambahan 45 Tiger II Ausf B pada bulan itu. Apa lacur, pabrik Henschel barn mampu menyelesaikannya pada Desember 1944.

Selanjutnya, detasemen ini bergabung dengan SS Obergruppenfuhrer Guile’s IV. SS Panzerkorps. Tugasnya adalah membebaskan kota Budapest dari pasukan Soviet. Operasi berkode Konrad III itu digelar pada 18 Januari 1945. Namun sebuah kesalahan dibuatnya hingga sebuah jembatan besar di atas sungai Vali hancur lebur.

Pertahanan Soviet yang solid menyebabkan Konrad II gagal total. Bahkan 40 dari 45 Tiger II anggota Detasemen 509 rusak. Untung sebagian besar bisa cepat diperbaiki. Hanya 10 yang akhirnya jadi rongsokan. Hanya saja dalam laporan diakhir pertempuran, detasemen ini menglaim telah berhasil menghancurkan 203 tank, 145 meriam dan lima pesawat terbang milik Soviet. Mereka mengaku hanya kehilangan 10 unit Tiger II selama kurun waktu 18 Januari-8 Februari 1945.

Selanjutnya mereka bergabung dengan III Panzerkorps untuk mendukung Operasi Fruhlingserwachen pada bulan Maret. Namun kembali terpukul mundur hingga ke Wina dan terlibat dalam Pertempuran Wina pada bulan April. Akhirnya, kekalahan demi kekalahan membuat detasemen frustasi. Pada 8 Mei 1945, sembilan unit Tiger II terpaksa mereka hancurkan sebelum keesokan harinya menyerah pada pasukan Amerika di dekat Linz.

101st SS Heavy Panzer Detachment

Detasemen 101 merupakan detasemen unggulan dari pasukan SS. Detasemen ini diciptakan pada tanggal 19 Juli 1943 sebagai bagian dari I. SS Panzerkorps-. Tidak seperti detasemen milik AD, dalam detasemen milik pasukan SS ini dua Tiger digabungkan dengan 13 tank jenis lain.

Detasemen gabungan ini pertama kali dikirim ke Front Italia pada 23 Agustus 1943 dan bertahan di sana hingga pertengahan Oktober. Dua tank kemudian dikirim ke Front Timur dan sisanya tetap bertahan di Front Barat. Untuk mengantisipasi invasi Sekutu di Eropa Barat, anggota detasemen yang sebelumnya bertugas di Front Timur ditarik ke Front Barat. Pada awal Juni 1944, detasemen ini ditempatkan di Beauvais, Prancis arah barat laut. Saat itu, elemen detasemen sudah sepenuhnya Tiger. Terdiri dari 45 Tiger di mana 37 unit siap operasi dan sisanya dalam kondisi perbaikan.

Saat D-Day digelar, detasemen ini langsung bergerak ke arah Normandia dan membombardir wilayah pendaratan musuh. Kanon 88 mm terbukti ampuh menghambat gerak maju pasukan sekutu. Setelah bertempur berminggu-minggu dengan gagah berani, detasemen ini kehilangan 15 dari 45 Tiger dalam Battle of Villers Bocage pada 5 Juli 1944.

Sisa pasukan tank ini kemudian ditarik mundur dan diperbarui dengan bergabungnya King Tiger. Ketika muncul lagi di Normandia pada awal Agustus, lagi-lagi nasibnya tertimpa sial. Pasukan sekutu terlalu banyak dan tangguh. Akibatnya, 25 Tiger terpaksa menyerah. Sisanya masih bertempur dengan hebat walaupun akhirnya terpaksa ikut dalam gelombang pengunduran din pasukan Jerman dari Prancis.

Akhirnya pada September 1944, detasemen ini dirombak total. Semua unsur ternpur diganti dengan Tiger II. Pada tanggal 22 di bulan yang sama, bahkan nama detasemen diubah menjadi Schwere Panzer Abteilung 501.


sumber : http://sejarahperang.com/2011/07/12/detasemen-para-raksasa/

Semoga Tak Jadi Kapak Pembunuh


Hedwig Born, istri ilmuwan Jerman Max Born, pernah bertanya kepada Albert Einstein, apakah dirinya percaya bahwa segala sesuatu dapat diekspresikan secara ilmiah? Einstein menjawab, ya. Akan tetapi, katanya lagi, itu tak akan berarti apa-apa. “Seperti sebuah penjelasan tanpa makna. Seperti menjabarkan simfoni Beethoven dalam variasi-variasi gelombang tekanan,” sambung ilmuwan pencipta persamaan E=mc2 yang amat terkenal itu.

Bincang-bincang itu terjadi sebelum Einstein hijrah ke AS dan menjadi konsultan khusus dalam Proyek Manhattan. Ia begitu menghormati Max Born, begitu pula istrinya. Maklum, Born tak lain adalah profesor fisika dan pakar kosmologi dari Universitas Gottingen, Jerman. la juga merupakan mentor dari banyak pakar atom yang kemudian menentukan massa depan dunia.Saat itu pernyataan sederhana Hedwig tak memberi tekanan apa-apa padanya. Tetapi tidak beberapa tahun kemudian, setelah iA gagal membujuk Presiden Harry S. Truman agar mau membatalkan keputusan menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Pertanyaan Hedwig ternyata punya makna luas. Sesaat setelah dunia menyaksikan penderitaan di kedua kota, Einstein pun merasa tertekan. Terlebih karena dialah yang mendesak Presidem Roosevelt, pendahulu Truman, agar mau mendahului Jerman membuat bom atom.

Lewat berbagai upaya, Jerman yang pernah selama beberapa dasawarsa jadi momok di Eropa dan Afrika toh menemui kegagalan. Selain karena banyak para ahlinya yang hengkang ke AS; fasilitas utamanya di Norsk Hydro, Vemork, hancur akibat disabot Sekutu.

Seperti diharapkan, bom atom memang menghentikan seketika perang skala besar,Pera Dunia II dan Perang Pasifik.Namun,
kemudian muncul konsekuensi logis yang harus ditangung semua bangsa. Yakni,bahwa kemunculannya serta-merta telah memicu lomba senjata yang menimbulkan efek psikologis yang iauh lebih berat.

Kemampuan Uni Soviet, Cina, Prancis, Inggris, dan negera-negara dunia ketiga macaw India, Pakistan, Irak, dan Korea Utara dalam membuat senjata nuklir tak tertahankan langsung menyudutkan rasa damai dan tentram ke ujung tanduk kehancuran. Kita sama-sama tahu, masing-masing tentu telah menyusun konsep pemusnah ini menurut kepentingannya sendiri. Demi kedigdayaan, demi ketahanan diri, dan demi ambisi menundukkan lawan-lawannya.

Suatu hari Einstein pernah mengata kan, bahwa minatnya di bidang ilmiah digerakkan oleh kerinduannya yang tak tertahankan untuk memahami rahasia alam. Selain itu juga karena kecintaannya pada keadilan dan dorongan untuk membantu memperbaiki kesejahteraan umat manusia. Harapan seperti ini mestinya juga muncul dalam benak kebanyakan ilmuwan yang gencar menguak temuan-temuan baru.

Namun, apa yang bisa dikatakan, ketika temuan-temuan mahadahsyat itu justru lebih banyak digunakan untuk saling mengancam, berperang, dan memusnahkan?

Negara-negara berkemampuan nuklir sebenarnya telah berusaha saling kekang.Mereka telah membuat berbagai perjanjian dan kesepakatan pembatasan senjata.Banyak diantara mereka juga telah memanfaatkannya sebagai pembangkit tenaga
listrik dan medium rekayasa genetika bibit unggul. PBB pun telah membentuk badan yang berwenang melakukan inspeksi ke fasilitas-fasilitas yang ditengarai membuat senjata pemusnah.

Akan tetapi, badan pengawas bernama Badan Tenaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency itu toh belum bisa lepas dari pengaruh AS dan Inggris. Seperti ditunjukkan ketika mereka menyelidiki bukti-bukti pembuatan senjata pemusnah massal di Irak, misalnya. Beberapa pemeriksaan masih merupakan “pesanan” kedua negara.

Ilmu memang tak bisa memecahkan segalanya. Sumbangsihnya hanya bisa mengantar peradaban sampai batas-batas tertentu, yang belum tentu bisa menjamin peningkatan kesejahteraan, kemerdekaan, ketentraman, dan kedamaian secara kongkret. Tentang bagaimana temuan itu dimanfaatkan, ironisnya, masih amat tergantung pada telunjuk politisi yang biasa menentukan kebijakan dengan fokus kekuasaan dan kepentingan sepihak.

Jauh sebelum bom atom meledak di Hiroshima-Nagasaki, pada 1917, Einstein sebenarnya telah mencemaskan kemungkinan buruk itu. Bahwa, kemajuan teknologi yang dicapai suatu scat hisa saja menjadi “kapak pembunuh” di tangan orang-orang yang tidak bertanggung-jawab.

Sayangnya, kemajuan sebuah negara bukanlah jaminan bagi kematangan dan kearifan dalam memegang senjata pamungkas. Untuk itu layaklah kiranya dalam Peringatan 60 Tahun Pengeboman Hiroshima & Nagasaki, segenap politisi di dunia bersatu dalam kepedulian bersama dan ingat akan kengerian yang pernah terjadi di kedua kota. Sebab, bukankah kita tinggal di dunia yang sama dan bom mendatang pasti jauh lebih mengerikan dari sekadar Little Boy atau pun Fat Man?


sumber : http://sejarahperang.com/2011/07/11/semoga-tak-jadi-kapak-pembunuh/

Divisi Waffen-ss


Divisi Waffen-SS

Perlu diketengahkan juga, bahwa selain membentuk divisi-divisi gunung dan ski dari tentara reguler, Hitler juga punya orang-orang khusus yang tergabung dalam barisan Waffen-SS Demikian pula dengan spesialisasi yang mereka miliki. Divisi gunung khusus dari bala tentara Waffen-SS tak kalah perannya. Sedikitnya ada enam divisi gunung yang berada dalam naungan bendera Waffen-SS. Yaitu, Divisi Gunung SS 6 Utara, Divisi Gunung SS 7 Frinz Eugen. Divisi Gunung SS 13 Handschar, Divisi Gunung SS 21 Skanderberg, Divisi Gunung SS 23 Kama dan Divisi Gunung SS 24. Divisi-divisi ini tidak dipimpim oleh seorang jenderal. Melainkan pemimpin grup atau brigade. Berikut sekilas profit keenam pasukan gunung SS ini.

  • Divisi Gunung SS 6 Utara. Dikomandani oleh Richard Hermann, Karl Demelhuber, Mathias Kleinheisterkamp, Lothar Debes, Friedrich-Wilhelm dan Karl-Heinrich Brenner. Divisi ini dibentuk pada 1941 dan bertempur di bagian utara Front Timur. Pada awalnya divisi tak memperlihatkan ketangguhan mengagumkan. Beratnya medan yang harus dihadapi menjadi salah satu penyebab. Ini terlihat ketika mereka terdesak mundur oleh gempuran tentara Soviet.
  • Divisi Gunung SS 7 Frinz Eugen. Dikomandani oleh Artur Phelps, Carl von Oberkamp, Otto Kumm dan August Schmidhuber. Beraksi pada Oktober 1942 melawan para pendukung Tito di Serbia. Setelah itu mereka masih bertempur di Bosnia dan Herzegovina. Kembali ke Serbia hingga 1945.
  • Divisi Gunung SS 13 Handschar. Dikomandani oleh von Obwurzer, Sauberzweig dan Desiderius Hampel. Awalnya divisi ini dibentuk 1943 dengan anggota dari para voluntir muslim Bosnia. Tidak heran, awalnya namanya pun adalah Bosn-Herzogov Gebirgs Division. Diturunkan dalam pertempuran di Prancis, Soviet dan Austria. Dari divisi ini sedikitnya ada lima orang yang mendapatkan penghargaan Knight Cross.
  • Divisi Gunung SS 21 Skanderberg. Dikomandani oleh August Schmidhuber dan Graaf. Dibentuk 1944. Bila Divisi Gunung Handschar dibentuk berkat adanya para voluntir Bosnia, maka divisi ini diisi para voluntir muslim dari Albania. Sehingga kadang disebut juga sebagai Divisi Gunung Voluntir Albania. Bayangkan saja, dari 6.000 personel yang ada, lebih dari setengahnya adalah anggota muslim Bosnia. Sisanya adalah para personel Jerman yang gagal diterima di AL Jerman.
  • Divisi Gunung SS 23 Kama. Dikomandani oleh Hellmut Reithel. Dibentuk pada pertengahan 1944 dengan anggota rekrutan dari Hungaria dan sebagian dari Divisi Handschar. Divisi sempat bertempur melawan Tentara Merah sebelum akhirnya dibubarkan dan dialihkan menjadi Divisi Voluntir Jerman.
Divisi Gunung SS 24. Dikomandani oleh Berschneider, Werner Hahn dan Carl Marcks. Dibentuk pada musim panas 1942 atas permintaan Heinrich Himmler. Divisi ini dipersiapkan untuk pertempuran di pegunungan berbatu di perbatasan Italia-Yugoslavia. Divisi ini merupakan divisi gunung Waffen SS yang dibentuk Hitler sebelum akhirnya Jerman bertekuk lutut kepada sekutu.


sumber : http://sejarahperang.com/2011/07/09/divisi-waffen-ss/

Divisi Gunung, The Lonely Superhero


Pasukan Jerman Nazi yang terkenal pada saat Perang Dunia II tidak hanya terbatas pada divisi pasukan darat, laut atau udara. Hitler juga punya segudang pasukan yang dikelompokkan dalam divisi tertentu. Divisi Gunung, Tentara Ski dan Waffen SS, adalah tiga pasukan termashur yang perlu disebut.

Kita ulas dulu Divisi Gunung. Gebirgsjager atau Infanteri Gunung, begitulah Jerman menyebutnya. Embrio pasukan ini dibentuk tahun 1915 (atau dalam masa PD I) sebagai tentara elit Bavaria dan Wurttember. Ketika PD I berakhir, keberadaan Divisi Gunungtetap dipertahankan oleh Republik Weimar. Eksistensi ini kemudian dicuatkan lagi oleh Hitler tahun 1935 manakala Sang Fuhrer melakukan rebuilding militer Jerman.

Terjadinya Anschluss dengan Austria tahun 1938 makin membuktikan, kekuatan Divisi Gunung Jerman memang tidak main-main. Dengan Austria lah, pasukan Divisi Gunung terasah kemampuannya Selama bertahun-tahun pasukan ini bertempur di medan gunung dengan tentara Austria. Dad sisi jumlah, personel pasukan gunung juga tidak sedikit. Sehingga mereka kemudian dibentuk dalam dua divisi.

GEBIRGSJAGER - Perwira dari Gebirgstruppe saat melaksanakan latihan panjat gunung. Terlihat pasukan ini menggunakan pakaian lapangan Bergmutze dan M-36 dan mengenakan sepatu gunung. Inianteri Gunung ini diawali pada tahun 1915 sebagai tentara tentara elit Bavaria. Julius "Papa" ringel (insert).

Gebirgsjager, sejatinya adalah pasukan infanteri ringan. Mereka tidak mengoperasikan senjata-senjata berat artileri termasuk ranpur lapis baja dan tank. Senjata mereka adalah senjata jinjing yang bisa dibawa secara mobil di medan gunung. Persenjataan itu biasanya di kenias dalam ransel khusus.

Divisi Gunung lebih banyak mengandalkan kemampuan individual dalam bertempur. Dengan koordinasi yang matang, setiap personel pasukan melakukan gerilya melumpuhkan musuhnya secara bahu membahu. Artinya, peperangan dilakukan secara kolektif dengan kontribusi individual yang sangat tinggi.

Moril dan semangat pasukan gunung Gebirgsjager, sangatlahtinggi. Mereka adalah pribadi-pribadi yang tak kenal rasa takut dan selalu haus untuk bertempur. Bagi mereka, ibaratnya darah musuh lebih penting daripada darah hewan-hewan liar yang biasa mereka tangkap untuk makanan.

Semangat bertempur yang tinggi, nemang tidak tercipta begitu saja. Peran Cesar dari seorang komandanlah yang mezentukan semua itu. Kita ingat, bagaimana Rommel berhasil mengobarkan Divisi Aficaan Corps walau hanya dengan peralatan tempur yang minim Demikianpula Jenderal Bernard Montgomery yang nerhasil mengangkat Divisi Tentara Inggris ke-8 di Mesir pasta mundurnya mereka akibat serbuan pasukan Rommel

Di Divisi Gunung Gebirgsjager, juga terdapat komandankomandan yang sangat disegani. Sebutl’ah diantaranya Eduard Dietl yang mendapat julukan Pahlawan Narvik serta Julius “Papa” Ringel. Keduanya menjadi idola para tentara Divisi Gunung Jerman. Instruksi dan semua yang diucapkan komandan, senantiasa selalu diikuti para anak buahnya dengan baik.

Perlu juga disebut bahwa salah satu personel AD Jerman (Wehrmacht) yang berhasil mendapatkanpenghargaan Knight Cross dari Iron Cross, adalah Generaloberst Eduard Dietl. Saking kesohornya, nama Diet! pun kemudian digunakan untuk Sekolah Pelatihan Divisi Gunung Jerman hingga saat ini, yaitu Died Kaserne.

Antara 1939-1945, peran Divisi Gunung Jerman Nazi amatlah banyak. Meski tidak langsung terekspos, peran Divisi Gunung amat penting dalam menunjangpergerakan infanteri darat Jerman dalam melakukan invasi.

Misalnya, dalam invasi ke Polandia, Divisi Gunung 1, 2 dan 3 berjasa dalam perebutan wilayah Lemberg di Galicia. Lalu divisi-divisi ini juga melakukan perebutan kota-kota penting dan menguasai jalur kereta api serta jalan raya. Divisi 1 melakukan serangan ke sebelah utara dari Cekoslovakia, Divisi 2 melakukan

serangan ke sebelah timur, sementara Divisi 3 melakukan penyerangan dari celah-celah yang tidak ter-cover Divisi 1 dan Divisi 2. Setelah itu mereka bersatu menyerbu Lemberg. Tak perlu lama, hanya butuh waktu enam hari, Lemberg pun mereka kuasai.
Taktik menyebar pasukan kemudian bergabung di titik vital, merupakan salah satu strategi Divisi Gunung Jerman Nazi. Melalui caracara seperti itulah mereka berhasil menguasai wilayah musuh tanpa banyak diketahui jejak perjalanannya.

Divisi gunung

Untuk melengkapi gambaran mengenai beberapa divisi gunung yang dimiliki Jerman, berikut adalah divisidivisi yang banyak diulas oleh buku-buku literatur.

Foto Jenderal Eduard Dieti ini diambil setelah Battle of Narvik.

Divisi Gunung 1, dibentuk pada April 1938 di Garmisch, Bavaria. Beberapa anggotanya adalah tentara Austria yang direkrut pasca Anschluss tahun 1938. Tahun 1941 divisi ini diturunkan Hitler dalam invasi ke wilayah Uni Soviet, yakni ke Uman Pocket, Kiev, Stalino dan Dnieper. Setelah itu divisi ini diturunkan ke Donets dan Kaukasus hingga Yunani pada 1943. Selanjutnya diturunkan ke Hungaria pada 1944.

Beberapa jenderal yang pernah mengomandani Divisi Gunung 1 adalah Ludwig Kubler, Hubert Lanz, Hermann Kress, Walter Stettner, Ritter von Graberhof en dan Josef Kubler.

Divisi Gunung 2 dibentuk 1938 dan bermarkas di Inssbruck, Austria. Beberapa personelnya adalah mantan tentara Austria. Divisi ini ikut bertempur saat Jerman menginvasi Polandia. Setelah itu diturunkan ke Norwegia dan bertempur di Narvik.

Pada saat Jerman melakukan Operasi Barbarosa, Juni 1941, ke Rusia, divisi ini juga ikut dalam kekuatan penyerang. Sebagaimana pasukan Jerman lainnya, Divisi Gunung 2 juga terjebak oleh musim dingin yang luar biasa di Rusia tahun 19441945. Setelah itu divisi ini ditugaskan ke Front Barat. Jenderal yang pernah mengomandani Divisi Gunung 2 adalah Valentin Fuerstein, Ems Schlemmer, Ritter Georg von Hengl dan Hans Degan.

Divisi Gunung 3 dibentuk tahun 1938 sebagai gabungan dari Divisi Gunung 5 dan 7 Austria. April 1940 Divisi Gunung 3 ikut bertempur di Narvik. Salah satu detasemennya kemudian bertugas merebut Trondheim. Walau dengan kondisi yang kelelahan akibat pertempuran di Narvik, detasemen tersebut berhasil memenangkan pertempuran melawan pasukan Inggris.

Divisi ini kemudian turun dalam pertempuran di Soviet untuk merebut Stalingrad. Setelah itu ditugaskan ke Ukraina, Hungaria dan Cekoslowakia dan Silesia Atas. Ienderal yang pernah mengomandani divisi ini adalah Eduard Dietl, Hans Kreysing, August Wittman dan Paul Klatt.

Divisi Gunung 4, dibentuk tahun 1940 dengan markas di Saxony, Prusia dan Silesia. Beda dengan divisi sebelumnya, personel Divisi Gunung 4 hampir semuanya tentara Jerman. Berkiprah dalam peperangan di Yugoslavia, wilayah-wilayah Uni Soviet, Pegunungan Kaukasus, Hungaria dan Cekoslowakia. Jenderal yang pemah memimpin divisi ini adalah Karl Eglseer, Herman Kress, Julius Braun dan Friedrich Breith.

SEPATU PERUNGGU - Sebuah hadiah unik berupa sepatu gunung untuk penerima Knights Cross dari Iron Cross ini diberikan kepada General der Gebirgstruppe Bohme dari 7.Gebirgs Division. Hadiah ini dilapisi perunggu

Divisi Gunung 5. Divisi elit pasukan gunung ini dibentuk pada musim semi 1940. Hanya ada dua komandan yang memimpin divisi ini. Jenderal Julius “Papa” Ringel dan Max-Gunther Schrank. Papa Ringel memimpin mulai 1940 hingga 1944. Kemudian dilanjutkan Schrank hingga 1945. Personel dari divisi kebanyakan tentara Bavaria. Divisi Gunung 5 bertempur di Pulau Kreta, Leningrad, Italia dan perbatasan Italia-Prancis.

Divisi Gunung 6, dibentuk tahun 1940. Bertempur di Prancis, Polandia, Yunani, dan Norwegia. Jenderal yang pernah mengomandaninya adalah Ferdinand Schomer, Phillip Christian dan Max Pemsel.

Divisi Gunung 7 dibentuk pada 1940 sebagai salah satu unit dari Divisi Jager 99. Pertama ditugaskan di Front Timur. Kemudian ditarik ke Jerman dan dibentuk ulang menjadi Divisi Gunung 7. Setelah itu diturunkan ke medan tempur Finlandia sampai kesepakatan antara Finlandia dan Soviet tercapai. Divisi ini hanya dipimpin seroang jenderal, August Krakau.

Selain divisi-divisi gunung yang telah disebut di atas, masih ada Divisi Gunun 8: Divisi Gunung 9 dan Divisi Gunung 188 – Meski tidak terekspos secara luas, divisi ini merupakan bagian dari divisi tempur van dibentuk kesatuan militer Jerman Nazi.

Divisi Ski

Medan yang sulit akibat turunnya musin: dingin seringkali menghambat gerak past _ Lerman dalam upaya melakukan tk7 Maka dari itu, sejak 1943, Jerman membentuk divisi khusus, yakni Divisi Ski (Ski-Jager Division).

Awalnya dibentuk sebagai unit. Laiu dikembangkan menjadi brigade dan divisi di Bavaria tahun 1944. Divisi ini dikomandani oleh Jenderal Gustav Hundt. Divisi Ski terlihat dalam pertempuran di Front Timur. Sedikitnya 10 orang dari divisi ini berhasil mendapat penghargaan Knight Cross


sumber : http://sejarahperang.com/2011/07/09/divisi-gunung-the-lonely-superhero/

Jenderal Mantaufel


Jenderal Mantaufel (paling kiri)

Jenderal Hasso von Mantaufel merupakan salah satu jenderal Hitler yang memiliki reputasi cemerlang. Pengalaman tempur dan prestasi Jenderal Mantauffel sudah sangat banyak serta beberapa kali pernah terluka parah. Prestasi yang mampu mencuatkan nama Jenderal Mantauffel adalah ketika memimpin pasukan panzer itu terlibat perang dalam Battle of Bulge. Ketika Hitler melancarkan serangan kilat dan rahasia The Battle of Bulge atau The Battle of Ardennes, hanya ada dua jenderal yang tahu rencana serangan itu, Marsekal Model dan Jenderal Mantauffel sendiri. Serangan balik Hitler untuk memukul mundur pasukan sekutu yang berada di wilayah Jerman itu sukes karena kekuatan sekutu di pegunungan Ardennes berhasil dipukul mundur sejauh 50 km. Salah satu penentu serangan itu adalah armada ratusan lapis baja yang dikomandani oleh Mantauffel.Jenderal. Ketika menggempur posisi sekutu, Mantauffel memimpin 5th Panzer Army terbukti mampu menembus pertahanan sekutu dan terus melakukan ofensif.

Tak hanya di Battle of Bulge General der Panzertruppe Mantauffel berjaya, saat berlaga di Moskow dan pasukan Nazi banyak yang tewas oleh musim dingin, pasukan panser Mantauffel justru memperoleh kemajuan. Resimen panser Mantauffel berhasil menguasai jembatan penghubung Volga-Moskow, kendati tak lama kemudian, pasukan Mantauffel harus meninggalkan jembatan itu mengingat pasukan Nazi lainnya tak kunjung datang. Mantauffel dan pasukannya juga bertugas di Prancis dan Tunisia. Di dua negara ini, Mantauffel banyak menunjukkan prestasi karena sukses merebut sejumlah kota penting dan berhasil memukul mundur pasukan Inggris sewaktu bertempur di kota Sedjene, Prancis.

Selama bertugas di medan laga Jenderal Mantauffel pernah memimpin sejumlah divisi panzer, seperti Komandan 7th Panzer Divison di front Eropa Timur: Divisi panzer Mantaueffel ini bahkan pernah mendapat julukan sebagai Ghost Division berkat strategi dan kemampuan tempurnya yang demikian hebat. Selama bertempur di Front Rusia, Mantauffel juga sempat memimpin Panzer Grenadier Division GroBdeutschland dan terlibat perang di hampir semua kota Rusia.

Dalam perang di Rusia ini, kendaraan panzer komando yang ditumpangi Mantauffel berhasil ditembak oleh AU Rusia sehingga Mantauffel mengalami luka parah. Secara keseluruhan, Jenderal Mantaueffel termasuk komandan yang bertempur sampai kekuatan Jerman habis dan kemudian menyeran kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Jenderal Mantaueffel meninggal pada 24 September 1978 dan dikebumikan di kota Reith, Austria


sumber : http://sejarahperang.com/2011/07/09/jenderal-mantaufel/

Selbstopfereinsatz dari Luftwaffe


Jerman Nazi semasa Perang Pasifik rupanya juga memiliki unit bunuh diri yang dinamakan Selbstopfereinsatz. Satuan bunuh diri dibentuk untuk menghentikan gerak maju pasukan Soviet, dengan tugas utama menghancurkan akses jalan.. Sebanyak 35 pilot meregang nyawa, sebagai wujud kesetiaan mereka.

Hanna Reitsch sedang beraudisi dengan tokoh idolanya. Hitler

Di luar Jepang dengan kamikaze-nya, di negara lain tak dijumpai taktik serangan bunuh diri dengan pesawat yang terorganisasi seperti kamikaze. Kalau pun ada, maka umumnya merupakan aksi individual para pilotnya sendiri. Dalam Perang Dunia II di Eropa, ketika Jerman Nazi melancarkan invasi terhadap Uni Soviet dengan Operasi Barbarossa-nya, maka berbagai laporan menyebutkan sejumlah pilot Rusia dengan sengaja menabrakkan pesawat mereka terhadap pesawat Luftwaffe yang menyerang dengan kekuatan besar. Namun aksi heroik tersebut tampaknya lebih dipicu oleh rasa putus asa bercampur kebencian terhadap agresor Nazi, dan bukannya karena perintah atau petunjuk resmi atasan atau lembaganya.

Patung pahlawan Yunani, Leonidas, yang kemudian menjadi nama Skadron Bunuh Diri Nazi.

Begitu pula sewaktu Jerman Nazi dipukul mundur dan terdesak di front timur, dilaporkan para pilot Jerman acap menabrakkan pesawatnya ke pesawat pengebom Soviet, sehingga kedua-duanya jatuh. Kejadian seperti ini misalnya terjadi sekitar pertengahan April 1945, tatkala pasukan Soviet berhasil menyeberangi Sungai Oder dan mulai memasuki wilayah Jerman. Apabila laporan ini benar, maka sungguh ironis, sebab merupakan kebalikan dari apa yang terjadi sewaktu Barbarossa pertengahan 1941!

Tetapi selain laporan aksi individu para pilot Rusia maupun Jerman, ternyata di lingkungan AU Jerman atau Luftwaffe pun dilaporkan pernah ada kesatuan serangan bunuh diri yang terorganisasi, meskipun tidak melembaga hingga tingkat tinggi seperti kamikaze Jepang. Sesudah pasukan darat Soviet mendesak pasukan Jerman dari Sungai Oder, mereka pun lalu berusaha memasuki wilayah Jerman dengan menyeberangi sungai ini. Mereka membangun sejumlah jembatan darurat, baik yang di atas permukaan sungai maupun yang di bawah permukaan air.

Skadron Leonidas

Untuk menghancurkan jembatan Soviet ini, maka salah satu Skadron Luftwaffe yang dikenal dengan nama Skadron Leonidas (Pemimpin Sparta yang pada 460 SM berhasil menahan pasukan Persia yang jauh lebih besar di celah Thermopylae di Yunani Tel gah. Leonidas dan 300 pasukannya bertempur sampai semuanya gugur termasuk dirinya sendiri). Skadron yang berpangkalan di Juterborg ini tampaknya bertindak sendiri dalam usaha menahan majunya Tentara Merah. Skadron pimpinan Letkol Heiner Lange ini menyebut kesatuan khususnya Selbstopfereinsatz, yang kira-kira berarti misi dengan kerelaaan mengorbankan dinsendiri, self-sacrifice mission.

Jenis pesawat Focke Wulf 190 yang menjadi andalan Leonidas Skadron.

Mereka yang bergabung menandatangani pernyataan yang diakhiri dengan kalimat, “bahwa saya memahami dengan amat jelas, misi saya niscaya berakhir dengan kematian”. Skadron Leonidas pada 16 April 1945 mengadakan “dansa perpisahan”, yang diikuti para pilotnya serta mengundang sejumlah wanita muda anggota Luftwaffe yang bertugas di kesatuan sinyal pangkalan ini. Hadir pula Mayjen Fuchs, panglima pasukan Jerman di wilayah itu yang dikabarkan “menahan air matanya” dalam acara perpisahan tersebut.

Pada 17 April pagi, berbagai jenis pesawat yang tersisa seperti Focke-Wulf 190, Messerschmitt 109, dan Junkers 88 diterbangkan untuk menggempur 32 jembatan atas air dan bawah permukaan yang sedang dibangun pasukan zeni Soviet di Sungai Oder. Mereka yang terbang pagi itu tak ada yang pulang ke pangkalannya Esoknya sejumlah pesawat diterbangkan lagi. Salah satunya, sebuah FockeWulf yang dipiloti Ernst Beichl disarati dengan born 500 kg. Sasarannya adalah jembatan ponton di dekat Zellin.

Jenis pesawat Me-109 yang menjadi andalan Leonidas Skadron.

Penerbangan intai kemudian melaporkan jembatan tersebut memang hancur. Begitu pula jembatan kereta api di Kustrin. Namun laporan yang menyebutkan 17 jembatan berhasil dihancurkan dalam tiga hari serangan Selbstopfereinsatz, dianggap terlalu dibesar-besarkan. Kritik menyebutkan 35 jiwa pilot dan pesawat yang hilang dalam taktik serangan seperti itu sungguh disayangkan, sebab tidak sebanding dengan keberhasilan serangan yang terbatas dan sifatnya pun cuma sementara. Padahal hari demi hari Luftwaffe semakin kekurangan pesawat maupun pilot, yang tidak mungkin tergantikan dalam situasi semakin keteter.

Sekalipun demikian Mayjen Fuchs tetap menyertakan nama para pilot tersebut dalam ucapan selamat ulang tahun untuk
sang pemimpin, Adolf Hitler, yang jatuh pada 20 April. Hitler yang memperingati hari ulang tahunnya yang terakhir di dalam bungkernya itu, disebutkan amat menghargai “hadiah” tersebut, pengorbanan jiwa para pilotnya demi Jerman Nazi. Namun operasi ala kamikaze Jepang itu langsung dihentikan, karena pasukan tank Soviet pimpinan Marsekal Ivan Konev tak terduga menyerbu ke arah Berlin dari tenggara, sehingga pangkalan Luftwaffe di Juterborg terancam terlindas.

Usulan Hanna Reitsch

Sebelum taktik Selbstopfereinsatz itu dilancarkan pertengahan April 1945, maka gagasan serangan bunuh diri pernah diajukan kepada Hitler sendiri oleh perempuan penerbang legendaris Jerman Hanna Reitsch. Dalam pertemuan akhir Februari 1944 di Berghof, tempat peristirahatan Hitler di pegunungan Bavaria, Reitsch menyatakan roket V-1 yang dikembangkan untuk menghancurkan London, kurang akurat untuk mengenai sasarannya. Padahal Hitler menaruh harapan besar terhadap senjata rahasianya ini, yang disebutnya sebagai senjata pamungkas untuk mengalahkan Sekutu.

Roket tanpa awak ini dirancang mampu dimuati satu ton bahan peledak, untuk diluncurkan ke London atau kota-kota sasaran lainnya di Inggris. Roket V-1 yang mencapai kecepatan lebih dari 750 km/jam dengan ketinggian terbang 1,5 km ini, jarak jangkauannya dapat ditentukan dengan menyetel mesinnya terlebih dulu. Pada jarak yang diinginkan, mesinnya akan mati dan roket pun jatuh bersama peledaknya. Dengan muatan peledak yang begitu besar, setiap roket diharapkan dapat menghancurkan satu blok kota.

Hanna Reitsch mengusulkan agar roket secara tepat mengenai sasaran, maka haruslah diawaki. Pilot dapat mengarahkan roketnya ke sasaran strategis tertentu, sehingga tidak asal menjatuhi kota sasaran. Namun cara ini berarti si pilot akan tewas, meledak bersama roketnya. Untuk itu diperlukan relawan yang bersedia mati demi Hitler dan kemenangan Jerman Nazi. Terhadap usulan ini, Hitler semula bersikap skeptis. Tetapi Reitsch meyakinkan hal ini pasti bisa dilakukan. Akhirnya usulan ini disetujui dengan melalui uji coba. Roket diisi pasir sebagai pengganti bahan peledak.

Dalam uji coba terbang dan mendaratkan kembali roket, dua pilot ternyata gagal. Reitsch lalu membuktikan sendiri, dan berhasil. “Persoalannya cuma kedua pilot tadi tidak tahu bagaimana mendaratkan pesawat berkecepatan tinggi,” katanya. Walau Reitsch sudah membuktikan sendiri bagaimana mengendalikan V-1, tetapi proyek serangan bunuh dui dengan roket V-1 ini gagal dan dihentikan. Penyebabnya tak lain adalah tidak ada pilot Jerman yang mau menjadi relawan. Sehingga V-1 mulai menyerang London sejak 13 Juni 1944, atau satu minggu sesudah D-Day, tak pernah ada pilot Kamikaze Jerman yang berada di dalalamnya.


sumber : http://sejarahperang.com/2011/01/08/selbstopfereinsatz-dari-luftwaffe/

D-DAY, 6 Juni 1944, Puncak Pertempuran PD II


D-DAY adalah cerita epik manusia pada suatu momen yang paling menyita tenaga mental, dan pikiran dalam hidup mereka, ketika kengerian dan ketakutan, keruwetan dan kerumitan, serta kemenangan dan kejayaan kehidupan ‘tergolek” dengan nyata. Sejarawan ternama Stephen E Ambrose melukiskan “wajah-wajah” keberanian dan heroisme, ketakutan, dan keteguhan tekad apa yang disebut Eisenhower dengan “Kemarahan / kegeraman Arus Dernokrasi yang sedang bergerak/tumbuh” — yang membentuk kejayaan tentara sukarela yang diremehkan oleh Hitler.

Ambrose, yang mengadakan lebih dan 1.400 hasil wawancara dengan Veteran Amerika, Inggris, Kanada, Perancis, dan Jerman mengungkapkan bagaimana rencana-rencana awal untuk melakukan invasi harus ditinggalkan, dan bagaimana para tamtama dan para perwira junior bertidak dengan inisiatif sendiri ketika mereka sadar bahwa apa yang mereka (para petinggi militer) katakan ternyata sama sekali tidak seperti apa yang akan terjadi.

Aksi itu dimulai pada tengah malam, 5 Juni, ketika pasukan lintas udara Inggris dan Amerika melakukan penerjunan di Perancis. Invasi itu berakhir pada tengah malam, 6 Juni. Memfokuskan pada dua puluh empat jam yang demikian penting, yang melibatkan Panglima Tertinggi sampai seorang anak kecil Perancis, dan Jenderal Omar Bradley sampai seorang anggota pasukan payung Amerika, dan Panglima Perang Montgomery sampai seorang sersan Jerman.

D-DAY adalah sejaranh yang nyata, yang merupakan salah satu hari bversejarah kita yang sangat penting.

————————————————————————————

STEPHEN E. AMBROSE telah menulis lebih dari dua puluh-lima karya sejarah, termasuk diantaranya Undaunted Courage, Citizen Soldiers, Nothing Like It in the World, Band of Brothers, and To America demikian juga beberapa volume biografi Presiden Eisenhower dan Nixon. Dia pendiri Eisenhower Center, direktur The National D-Day Museum di New Orleans dan penerima National Humanities Award pada tahun 1999, juga penerima the Distinguished Civilian Service Medal dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 2000. Beliau meninggal pada Oktober 2002.

Selain D-DAY, Yayasan Obor Indonesia telah menerbitkan 2 (dua) buku Ambrose dalam bahasa Indonesia


sumber : http://sejarahperang.com/2010/10/15/d-day-6-juni-1944-puncak-pertempuran-pd-ii/

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons